Kepala Dinas Pertanian Kota Tidore Fauzi Robo. (Dar) |
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Tidore Kepulauan, Fauzi Robo mengatkan pengadan lahan tersebut pihaknya berkolaborasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans).
"50 hektar itu fokus tanaman padi. Ini dalam rangka dukungan swasembada pangan," kata Fauzi kepada wartawan, Senin, 20 Januari 2025.
Dalam persiapan lahan, Distan dan Disnakertrans Kota Tidore melibatkan sekitar 7 kelompok tani di transmigrasi Tayawi yang terdiri dari 4 sampai 5 orang petani dalam 1 kelompok.
Sebagai langkah awal, kolaborasi dua OPD Kota Tidore itu menginiasi perbaikan saluran irigasi sekunder di trans Tayawi yang mengalami sumbatan dan kerusakan.
"Untuk antisipasi pertama ini, dua dinas, Nakertrans dan Pertanian kasih operasional sedikit ke kelompok tani untuk pembersihan supaya air itu bisa ngalir ke lahan pertanian," katanya.
Sementara untuk menangani kerusakan serius pada saluran irigasi kata Fauzi, pihaknya telah meminta dukungan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Maluku Utara.
"Kami langsung ketemu BWS, dan kami sudah kasi liat foto (kondisi irigasi), Balai akan turun kroscek dan insya Allah dalam waktu dekat Balai akan tindak lanjut," ungkapnya.
Fauzi bilang, penggarapan lahan pertanian tak hanya berbasis di daerah transmigrasi Tayawi saja. Kata Fauzi, ada juga di daerah sekitar transmigrasi seperti di Bale dan Payahe, kecamatan Oba.
"Tapi potensinya (pertanian) kan ada di trans (kawasan transmigrasi)," katanya.
Terkait persiapan lahan di daerah transmigrasi ini kata dia, Distan dan Disnakertrans bersama anggota DPRD Kota Tidore beberapa waktu lalu bertemu dengan Kementerian Transmigrasi di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, pihaknya menyampaikan proposal kepada Kementerian Transmigrasi terkait dengan jalan transmigrasi dan alat mesin pertanian (alsintan) dalam mendukung produktifitas petani.
Fauzi mengatakan, untuk persiapan benih padi, pihaknya telah berkoordinasi dengan Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) di Sofifi. Saat ini telah disiapkan sebanyak 800 kg benih. Selain itu sebanyak 200 kg benih telah disalurkan ke petani dan sudah ditanam.
"Yang sisa itu (benih) masih menunggu pembersihan lahan, kemudian pupuk dan segala macam," katanya.
Ia menambahkan, para petani yang bakal mengelola lahan 50 hektar telah memiliki pengalaman dalam menanam padi.
Bahkan menurutnya, pada 2024 para petani di transmigrasi di Oba telah mengelola 27 hektar lahan sawah. "Hasil itu diolah sampai jadi gabah sampai jadi beras," ujarnya.
Untuk lahan 50 hektar yang direncanakan itu lanjut Fauzi, diperkirakan akan menghasilkan beras sebanyak 20 sampai 30 ton dalam sekali masa panen.
"Untuk di Tidore (transmigrasi) ini hanya 1 tahun 1 kali panen. Nanti kami upayakan terus, jika sudah terbiasa ya, Insya Allah bisa 2 kali panen," pungkasnya.*
====
Penulis: Aidar Salasa
Editor : Rustam Gawa