Partai Golongan Karya. (Istimewa) |
Partai Golkar misalnya, terdapat dua kader beralih dukung kepada pasangan calon nomor urut 2, Steward LL Soentpiet dan Maskur A Tomagola, (SMART). Padahal, keputusan DPP mengusung Dr. Piet Hein Babua dan Kasman Hi Ahmad, (Piet-Kasman).
Kedua kader itu adalah Hi. Samsul Bahri Umar dan Asrul Suaibun. Bahkan mereka pun siap untuk dipecat dari kader partai yang pernah membawa mereka untuk duduki kursi di DPRD.
Hi. Samsul Bahri Umar sendiri telah masuk dalam tim dengan posisi sebagai ketua tim relawan SMART. Ia bahkan menantang Frans Manery agar sesegera mungkin memecat dirinya dari kader Golkar.
"Saya ini, dorang, (Golkar) mo pecat pa saya, saya so dengar informasi bilang dong mo pecat pa saya, saya bilang jangan tunggu besok sebentar malam juga lipa pa saya sudah," ujar Samsul saat kampanye SMART di Desa MKCM, Kecamatan Tobelo. Kamis, (3/10/2024).
Seharusnya kata Samsul, pihaknya berada di pihak Piet-Kasman. Namun dengan segala pertimbangan, sehingga berlaih dukung SMART di pilkada Halmahera Utara. Lima tahun yang lalu, Samsul adalah ketua tim pemenang FM-Mantap jilid dua, pernah datang berkampanye di MKCM keluar dari rumah milik Yon yang juga sebagai anggota DPRD Halmahera Utara saat itu dan menuju depan SMK Negeri 1 waktu itu, Samsul adalah salah satu orang yang mengampanyekan tentang keunggulan-keunggulan program dari Frans Manery dan Muchlis Tapi Tapi sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati saat itu. Ternyata, apa yang dikampanyekan itu jauh dari harapan yang diinginkan oleh warga masyarakat di Halmahera Utara.
"Karena itu, ketika pak Steward ini meminta saya bergabung kepada beliau dalam kampanye pilkada 2024 ini, saya kemudian bercerita banyak dengannya bahwa, keadaan negeri kita hari ini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, karena itu, jika pak Steward dan Maskur bisa merubah keadaan Halmahera Utara ini, dengan pendekatan yang saya sampaikan, maka saya akan bergabung kepada pak Steward," pungkasnya.
Dirinya juga berkeinginan hanya satu yaitu, ketika Steward dipilih oleh tuhan untuk menjadi Bupati apa yang belum dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Steward harus mampu melakukan hal itu.
"Jangan cuman bagara bikin jalan, jembatan, padahal jembatan kadang-kadang di dong pe kobong me dong bikin. Di Halmahera Utara ini, pemerintahan sebelumnya, dimana pejabat pe dapur dong bikin jalan," sebut Samsul.
Wakil Ketua DPRD aktif ini juga menyebutkan, dalam posisinya di DPRD saat itu, bukan sebagai fraksi partai pendukung, akan tetapi merasa sebagai oposisi. Samsul pun geram dan pernah menyampaikan kepada Bupati, Frans Manery bahwa ketika di DPRD dan pemerintah datang untuk menyampaikan kebijakannya, Samsul sebagai orang pertama yang akan mengkritisi hal tersebut. Dengan tujuan, agar Frans tidak dibawa pada hal-hal yang tidak diinginkan.
"Cita-cita saya cuman satu, saya ingin mengganti baju yang baru, tidak mau lagi yang lama kitong pake ulang karena bisa jadi baju yang lama itu so noda so tarobe banya. Nah, kami ingin mencari orang baru dan nahkoda dan kapten kapal ini belum pernah ada noda, ini (SMART) masih bersih, saya yang konsekuensinya dapa pecat juga ada di sini apalagi bapak ibu." tandasnya.
====
Penulis : Tim.
Editor : Rustam Gawa.