Ketua Askot Kota Tidore, Muhammad Abubakar. (Kamera/Aidar) |
Menurutnya, pembatalan itu lantaran kegiatan liga tiga yang merupakan agenda Asprov PSSI Maluku Utara ini tidak mempunyai anggaran, sehingga menyulitkan Askot Tidore untuk menjadi tuan rumah.
"Lagipula, dipertemuan sebelumnya Askot Tidore dan Asprove Malut telah melakukan pembicaraan untuk pembagian tugas, dimana Askot Tidore hanya sebatas memfasilitasi mengenai sarana dan prasarana berupa lapangan, sementara Asprove Malut menyiapkan hal tekhnis menyangkut dengan Pertandingan," tegasnya.
"Sebelumnya kita sudah melakukan pertemuan untuk pembagian tugas, dimana Askot Tidore hanya memfasilitasi soal lapangan, sementara untuk kebutuhan tekhnis lainnya akan ditanggulangi oleh Asprov Malut termasuk soal anggaran, namun hal ini tidak ditindaklanjuti," sambungnya.
Muhammad juga menjelaskan, kegiatan liga tiga tersebut tidak ada sangkut paut dengan Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan, sehingga apa yang menjadi pernyataan Asprov Malut mengenai ketidaksiapan Pemda untuk menggelar tiga tiga merupakan sebuah pernyataan yang salah kamar alias tidak tepat sasaran.
"Kegiatan liga tiga ini bukan agenda Pemda, melainkan Agenda PSSI, jadi kalau Asprove menyalahkan Pemda Tidore itu salah sasaran, seharusnya yang bertanggungjawab atas kegiatan ini adalah Asprov PSSI Maluku Utara, karena mereka yang punya hajat atas kegiatan ini," pungkas Muhammad.
Mantan Kabag Umum Kota Tikep ini, turut menyesalkan ketidakseriusan Asprov dalam menggelar liga tiga, karena hanya mengharapkan anggaran yang oleh Pemerintah Daerah Kota Tidore. Lagipula kata dia, di tahun 2023 Pemerintah Kota Tidore tidak mengalokasikan anggaran untuk kegiatan tersebut.
"Kita mau buat kegiatan, lantas mau ambil anggaran darimana, sebab di tahun ini tidak ada anggaran untuk kegiatan liga tiga, lagi pula yang punya kegiatan inikan Asprove, bukan Pemda," tuturnya.
Ia menyatakan, Asprove Malut terlalu buru-buru menggelar kegiatan tanpa melihat situasi kekininan, Pasalnya, dua minggu kedepan juga akan dilakukan Musyawarah PSSI di tingkat Nasional. Seharusnya kegiatan seperti ini bisa berjalan apalagi sudah selesai dilakukan Musyawarah PSSI, sehingga dengan begitu, kegiatan tersebut bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan hasil Musyawarah PSSI.
"Saat inikan untuk liga dua masih diberhentikan sementara, kalau kita buat liga tiga di Tidore, kemudian hasilnya sudah ada, dan kita belum tau hasil musyawarah PSSI seperti apa, maka siapa yang bertanggungjawab atas hasil dari liga tiga ini," tandasnya.
====
Penulis: Aidar Salasa
Editor : Rustam Gawa