 |
| Wakil Wali Kota Tidore disampingi sejumlah jajaran saat berdiskusi dengan para pedanggang kecil Payahe (Kamera/Aidar) |
"Jika indomaret hadir di Payahe bagaimana dengan nasib kami yang hanya bergantung pada usaha kecil-kecilan ini, " ujar Irwan M. Syawal, salah perwakilan pedagang saat bertatap muka dengan Wakil Wali Kota Tidore.
Irwan menyebut, bahkan kehadiran Indomaret itu tidak disosialisasikan ke warga Payahe.
"Tiba-tiba proses pembangunan Indomareta sudah mencapai 65 persen," katanya.
 |
| Muhammad Sinen saat menanggapi keluhan para pedagang di ruang kerjannya (Kamera/Aidar) |
"Surat ijin masuk untuk pembangunan indomaret di Kota Tidore yang telah mendapatkan ijin hanya di Kecamatan Oba Utara, itupun tidak semua desa, karena prinsipnya Pemerintah ketika memberikan ijin harus melihat dampak yang nanti dirasakan oleh masyarakat setempat. Kami pemerintah bukan tidak mau indomaret ini dibangun di Kelurahan Payahe atau Kecamatan Oba pada umumnya namun kita juga melihat kondisi wilayah setempat," tegasnya.
Pria yang akrab disapa Ayah Erik ini menyatakan, pihaknya sudah berkomitmen untuk tidak memasukan indomaret di Pulau Tidore dan tiga kecamatan di daratan oba yakni Oba Tengah, Oba dan Oba Selatan.
"Kami tidak memberikan ijin indomaret masuk di Pulau Tidore, dengan berbagai pertimbangan itulah sehingga yang mendapatkan ijin pembangunan hanya di Kecamatan Oba Utara," ucapnya.
"Jika pembangunan ini tidak ada ijin dari Pemerintah Kota Tidore agar segera diberhentikan. Bukan tidak mau bangun namun jika kedepan nanti ketika terminal di Kelurahan payahe dibangun dan kondisi sudah ramai maka Pemerintah Daerah akan mempertimbangkan itu semua, namun untuk sekarang jangan dulu dibangun indomaret di Kecamatan Oba," tandasnya.
====
Penulis : Aidar Salasa
Editor : Redaksi
