Oleh: Fajrul Ikhsan
Aliansi Perdamaian Hati Bangsa
Indonesia sebagai negara multikultural yang majemuk dan plural, memiliki arti penuh dengan keberagaman nilai budaya, ras, etnis, bahasa dan sejarah sehingga berpadu menjadi satu sebagai kearifan lokal yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Keberagaman itulah mendorong terciptanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pedoman Bangsa Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Persatuan dan kesatuan harus terus dipertahankan dari pihak-pihak yang dengan sengaja ingin menciptakan perpecahan di negera Indonesia ini.
Harus diakui bahwa Indonesia sedang menghadapi berbagai bentuk pertentangan dan konflik yang datang silih berganti dengan berbagai wajah dan bentuk. Hal ini terjadi karena masyarakat belum terbiasanya dengan keterbukaan dan perbedaan (pluralitas). Masyarakat juga belum terbiasa dengan perkembangan kemajuan dalam sebuah iklim yang terbuka, demokratis dan plural.
Pada gilirannya, hal ini menimbulkan kecurigaan dan gesekan yang tidak sedikit di antara berbagai elemen masyarakat dan bangsa. Peran Pemerintah maupun masyarakat sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk melestarikan keragaman sosial budaya. Kesadaran masyarakat juga menjadi dasar dalam menjaga keanekaragaman tetap utuh.
Kita semua tidak boleh membiarkan persatuan dan kesatuan bangsa hilang atau dikaburkan oleh provokasi yang dibungkus dengan berbagai identitas. Banyak hal yang bisa kita lakukan dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Diantaranya bersikap toleransi dengan saling menghormati dan menghargai keberagaman budaya pada masyarakat serta menghilangkan ego sentral masing-masing suku dan golongan. Seperti pepatah Kudu paheuyeuk-heuyeuk leungeun, paantay-antay panangan atau kita harus saling bergandengan tangan, tolong menolong, bekerja sama dalam menjaga kesatuan dan persatuan.
Dalam era globalisasi ini, sudah seharusnya generasi muda Kota Bandung mengecam keras segala bentuk kekerasan dan kesewenang-wenangan yang terjadi di Bumi Pertiwi ini. Sebagai pemuda yang menjadi salah satu penggerak kehidupan masyarakat, perlu untuk tetap memegang teguh ideologi Pancasila. Mari kita mendukung penghapusan segala bentuk diskriminasi, baik dalam aspek Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan.
Ulah ngaliarkeun taleus ateul (jangan menyebarkan perkara atau hal yang dapat menimbulkan keburukan). Jangan menyebarkan omongan kosong yang dapat menimbukan pertentangan, perselisihan dan perpecahan. Jangan pula menyebarkan isu, gosip, hoaks, menghasut, memfitnah, menghujat dan sebagainya yang dapat memecah persatuan dan kesatuan.
Generasi muda juga harus tetap bersemangat menyerukan sikap saling menghargai dan menghormati dalam segala aspek kehidupan. Sikap tersebut adalah solusi konkrit dalam mencegah terjadinya perpecahan dan konflik di Indonesia. Perbedaan menjadi ilmu dan pembelajaran untuk bersikap toleransi, empati dan menghargai.
Para pemuda jangan kendor mendorong pengambil kebijakan untuk berperan aktif mencegah dan menyelesaikan segala bentuk kekerasan dan konflik dalam masyarakat. Pendekatan yang dapat dilakukan yaitu melalui musyawarah dan pendidikan masyarakat.
Tentu saja, menyerukan untuk memegang teguh komitmen untuk terlibat aktif sebagai pelopor dalam mewujudkan kondisi cinta damai dan harmonis harus tetap dipertahankan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa. Masyarakat Bandung didorong untuk membangun kembali budaya toleransi dalam rangka memelihara persatuan seperti makna dalam lagu Halo-Halo Bandung.
"Halo-halo Bandung
Ibu kota Periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari Bung rebut kembali".
Akhirnya, mari kita senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Tetap semangat wahai Penerus Bangsa!!!**