Ilustrasi gelombang tinggi (istimewa) |
BMKG menyebut potensi gelombang tinggi signifikan ini mencapai hingga 2.0 sampai dengan 3.0 meter. Hal itu diprediksi terjadi selama dua hari kedepan.
Potensi gelombang tinggi itu terjadi di perairan bagian Utara Halmahera, Barat Halmahera, Morotai, Loloda, Batang Dua, Gebe dan perairan Bacan - Obi serta kepulauan Sula.
Sementara di wilayah perairan Samudra pasifik gelombang tinggi siginifikan mencapai hingga 4.0 sampai dengan 6.0 meter.
Kondisi cuaca ekstrem tersebut dengan sinoptik, umumnya angin dengan kecepatan lemah hingga sedang dari arah Barat Laut - Utara di wilayah Indonesia bagian utara dan dari arah Barat Daya - Barat di wilayah Indonesia bagian Selatan.
Penundaan Pelayaran Kapal Penumpang
Akibat cuaca buruk tersebut, Kantor Kesyahbandaran dan Otontas Pelabuhan atau KSOP Kelas II Ternate mengeluarkan kebijakan penundaan pelayaran antar kabupaten dan provinsi.
Kebijakan itu tertuang dalam surat pemberitahuan nomor: UM.003/24/20/KSOP.TTE-2021 tertanggal 27 Desember 2021.
Surat ini ditujukan kepada pimpinan perusahaan pelayaran/non pelayaran, nakhoda kapal, pemilik kapal lokal/kapal jenis ferry/kapal rakyat, danpos/danru KSOP kelas II Tenate dan semua masyarakat yang menggunakan jasa angkutan laut.
kebijakan penundaan pelyaran tersebut untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa dan harta benda di laut.
Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli KSOP Ternate, Miraza A. Polpoke menyebut pelayaran kapal yang ditunda itu antara lain, rute Ternate Morotai, Loloda, Batang dua, Obi, Bacan dan Kepulauan Sanana.
Sementara penundaan pelayaran antar Provinsi kata Mirazan adalah rute Ternate-Manado-Bitung.
“Penundaan ini kita berlakukan sampai cuaca membaik kembali sesuai keterangan BMGK,” ujar Miraza saat dihubungi Kabarhalmahera.com, Selasa pagi. *(red)